MANTAN ULAMA (catatan sohib)

Melihat judul diatas, hati seperti  teriris…pilu…sedih…sekaligus tanda Tanya…kenapa????kenapa???
Dan ternyata sebagian sebabnya dari kita sendiri,yang mulai banyak tidak menghargai ulama,dan hanya mengkategorikan ulama pada orang2 yang punya “kemampuan”tertentu.
Ternyata dan ternyata,ini berlaku sesuai dengan hadis NABI MUHAMMAD  SHOLLALLAHU ALAYHI WA AALIHI WA SOHBIHI WASALLAM.yang artinya kurang lebih “Allah SWT akan mengambil ilmu dengan mewafatkan ulama2 (yang bener2 ulama)kemudian masyarakat membutuhkan figure,panutan,tmpat berpedoman,tmpt bertanya…maka mereka mengangkat org2 yg bukan ulama bener2  diantara mereka,yang sesat dan menyesatkan”
Fenomena seperti itu banyak sekali sekarang bermunculan di sekitar kita, takut kualat dan hormat serta memuliakan seseorang yang dikatakan ulama tp ulama tsb syurutul wudhu aja gak paham,baca kitab jangankan yang gundul,yang gondrong aja megap2,tp karena dia bisa menebak jalan pikiran,dan bisa nebak apa  yang bakal terjadi (seringnya dengan tipuan malah),maka di taruhlah dia diatas kepala,sami`na wa ato`na.kalau ziarah kerumahnya di istimewakan,fasilitas minimal bintang 3 lah.pulangnya masih di beri saku buat belanja anak istri.itupun belanja buat anak istri 3 bulan aja ngga bakal abis.(kecuali makannya pakai emas guriiing J)
Giliran guru syariat,yang datang kerumahnya untuk mengajarkan syariat NABI MUHAMMAD  SHOLLALLAHU ALAYHI WA AALIHI WA SOHBIHI WASALLAM,yang ilmunya  didapat gak sembarangan,tp dari sanad2 yang jelas,dan nyambung sampai NABI MUHAMMAD  SHOLLALLAHU ALAYHI WA AALIHI WA SOHBIHI WASALLAM,bukan dari guru gaib atau syekh gaib J.juga didapatnya bukan dengan semedi di gua atau pantai atau diatas pohon kelapa…tp di atas dampar,atau karpet pondok pesantren,atau majlis taklim - majlis taklim.eeeehhh giliran  dia koq klas nya jadi ambles.bukan lagi bintang,tp kelas melati.malah mungkin kelas bunga kertas.pulangnya pun bukannya dianterin atau di beri kendaran umum yg pantas sbg ulama,tp malah di kasi sangu…cukup buat bis patas dengan resiko belanja cuman 1 hari,atau bis biasa belanja bisa 4 hari.sudah gitu nyangunya bukan diberi segera tp malah disuruh nunggu kayak kucing yang mengharap2 tuannya kasi makan.astaghfirullaah…….ini banyak terjadi di zaman kita.disekitar kita.
Padahal namanya ulama itu harusnya di jamin hidupnya,hidup keluarganya.bukannya di lirik pakai sebelah mata aja.bayangkan jasanya beliau2 tsb,kita bisa masuk surga dengan ridho Allah SWT.dan ridho Allah kita dapatkan  dari mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya.dan kita tidak akan pernah tau yang mana perintah,yang mana larangan.dan bagaimana menyempurnakannya…sekali lagi gak akan tau kalau kita gak bertanya atau belajar dengan ULAMA.yang bener2 ulama….
Akhirnya para ulama2 yang bener2 ulama tp gak punya “kemampuan”tertentu,mulai nyambi,nyari sampingan buat tetep ngebulnya dapur rumah beliau,separuh waktunya buat ngajar,separuhnya lg buat sampingan,banyak jg ,di sekeliling kita jg…ada yng nyambi jual kitab,sarung takwo,syal macam2 busana muslim/muslimah (dengan resiko ditipu,wong di pondok gak pernah buka kitab babul nyambi)ada juga yang jualan asesoris wanita,yang harganya cmn 1000 perak (la untungnya berapa?)malah ada yg jualan kayu bakar….kayu bakar loh…di zaman pakai gas lpg….dan mereka bukannya ulama2 an.mereka termasuk org2 yang menonjol dari segi ilmunya,tp ya itu td sayangnya g punya “kemampuan”tertentu  J
Lamban laun kebutuhan mulai naik…harga2 naik…anak mulai sekolah…istri mulai cerewet…bingung ulama ini td.kerja nyambi gak seberapa hasilnya….dari ngajar lillahi ta`ala (yah namanya juga  lilahi ta`ala)gak seberapa.malah pernah ngajar berjam2 cuman dapat pisang satu sisir (dibuat nasi pisang bisa g?)belum lagi orang2 mencemooh…ustad koq nyambi…ulama koq bisnis…dai koq dodolan…hanya mencemooh…catat hanya mencemooh tanpa ada yang bergerak dari dompet mereka buat ngebulnya dapur sang ulama td…..
akhirnya dan akhirnya menyerahlah sang ulama td….bukannya dia gak tawakkal dan gak yakin sama Allah…bukan..sama sekali bukan….dia yakin..sangat yakin…dia pun tahu pahala ulama lebih besar dari syahid sekalipun…derajat ulama sangat mulia di sisi Allah…dapat pandangan khusus dari NABI MUHAMMAD  SHOLLALLAHU ALAYHI WA AALIHI WA SOHBIHI WASALLAM..tapi…tapi…anak anak nya belumlah sampai derajat tsb….anak2nya belumlah bisa diajak zuhud dan menahan lapar…anaknya belumlah mengerti apa yang terjadi…istri juga demikian…ditanggalkanlah baju ke ulamaannya….di simpan di dus lah kitab2 nya…digantilah dengan kostum kerja dunia..terjunlah dia ke lembah dunia….demi perut dan kebutuhan sang anak dan istri….
SALAH SIAPAKAH???itu yang terngiang2 dipikiran…..ulama itu ???yang gak mau sabar???walau dengan resiko di tinggal org2 yg dicintai (anak istri). atau salah masyarakat kebanyakan??yang mulai menyingkirkan dan gak ngerumat ulama…karena diganti dengan kategori ulama yg lain????ada ujar2 lek golek ulama deloen iso nyuwuk opo cuman muruk.lek iso nyuwuk terimoen.lek cuman iso muruk yo kongkonen morok dek langgar ae………………….
Padahal sunnah sodaqoh buat ulama yang bener2 ulama…akan di ganjar oleh Allah lebih besar berkali2 dari fuqoro yang bkn ulama..wAllahualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar